Wirasteti Maimanah
Sabtu, 23 Juni 2012
PENGKOM
http://www.4shared.com/office/BGzTH1Ob/LEMBAR_JAWABAN_PENGKOM_1__Wira.htmlhttp://www.4shared.com/file/nm20OTAd/Program_LFS_by_GS_Method_WIRA.htmlhttp://www.4shared.com/file/bR9vm_sC/Program_LFS_by_NR_Method_WIRA.htmlhttp://www.4shared.com/file/XddtvqIU/Program_Operasi_Matriks_WIRA.htmlhttp://www.4shared.com/file/Q_vcbhUz/Program_Penyelesaian_SPL_WIRA.html
Sabtu, 24 Maret 2012
Faktor Keserempakan
Untuk faktor keserempakan tergantung kepada kebutuhan
daya bangunan. yang dihindari adalah bahwa faktor keserempakan = 1 , karena itu
berarti beban hidup terus sepanjang hari.
Tahapan yang digunakan untuk menghitung faktor
keserempakan adalah :
a. Menghitung rekapitulasi beban yang dihidupkan secara
proposional dalam sehari
b. Menghitung rekapitulasi beban yang dihidupkan terus
dalam sehari
c. Faktor keserempakan = Daya aktif (watt) total
yang dihidupkan secara proporsional dalam sehari / Daya aktif
(watt) total yang dihidupkan secara terus menerus dalam sehari
Faktor keserempakan (fcf) adalah kebalikan
dari faktor keragaman, yang didefinisikan sebagai perbandingan antara beban maksimum
dari suatu kumpulan beban dari system terhadap jumlah beban maksimum dari
masing-masing unit beban.
Jumat, 23 Maret 2012
Metode Numerik
Soal 1
Perbedaan
antara Sistem Persamaan Linier dan Sistem Persamaan Tak Linier?
Persamaan linear
Persamaan linear adalah sebuah persamaan aljabar, yang tiap sukunya mengandung
konstanta, atau perkalian konstanta dengan variabeltunggal. Persamaan ini dikatakan
linear sebab hubungan matematis ini dapat digambarkan sebagai garis lurus dalam Sistem koordinat
Kartesius.
Contoh grafik dari suatu
persamaan linear dengan nilai m=0,5 dan b=2 (garis merah)
Bentuk umum untuk persamaan linear adalah
Dalam hal ini, konstanta m akan menggambarkan
gradien garis, dan konstanta b merupakan titik potong garis dengan sumbu-y.
Persamaan lain, seperti x3, y1/2,
dan bukanlah persamaan
linear.
Penyelesaian Sistem Persamaan Linier ada 2 yaitu; dapat diselesaikan
disebut konsisten sedangkan yang tidak dapat diselesaikan disebut tidak
konsisten.Untuk menyelesaikan persamaan linier pada metode numerik ada 3 metode
yaitu metode Substitusi, metode Eliminasi, dan metode Determinan. Hasil dari
persamaan linier berupa garis lurus
Persamaan Tak linear
Sistem Persamaan Tak Linier persamaan ax+b=0 dimana
a dan b adalah konstanta dan a 0, maka akar tunggal x= -b/a. Persamaan kuadrat
Ax2+Bx+C=0 diselesaikan dengan cara
x1,2
= -b ± √ b2 – 4
2a
Sistem
Persamaan Tak Linier pada metode numerik disajikan 3 metode yang biasa
digunakan yaitu metode Bisection, metode Newton Raphson, dan metode Secant. Hasil
dari persamaan linier berupa garis lengkung.
Soal 2
Perbedaan
antara Metode Langsung dan Metode Iterasi?
Metode komputasi numeric untuk penyeleseian
system persamaan linear dapat dibagi dalam dua jenis, langsung (direct) dan
iterasi (iterative). Metode langsung adalah metode dengan tidak adanya
kesalahan pembulatan tau lain-lainnya, akan memberikan penyeleseian yang teoat
dalam jumlah operasi aritmatika elementer yang terbatas banyaknya. Metode dasar
yang digunakan adalah eliminasi Gauss dan ada berbagai pilihan metode
bervariasi dalam efisiensi dan kecermatan hitungan. Metode Iterasi bervariasi
dalam algoritma dan kecepatan konvergensi. Kelebihan metode iterasi adalah
kesederhanaan dan keseragamannya dari operasi dapat dilakukan.
Metode Langsung
Metode langsung terdiri dari eliminasi Gauss,
metode eliminasi Gauss-Jordan, metode matriks invers dan metode dekomposisi LU.
Metode Langsung prinsip kerjanya merupakan operasi
eliminasi dan substitusi variabel-variabel sehingga dapat terbentuk matriks
segitiga atas dan diselesaikan menggunakan teknik substitusi balik.
Contoh:
x1
+ x2 +x3= 6
x1
+ 2x2-x3 = 2
2x1+x2+2x3 = 10
Jawab;
1 1 1 6
|
1 2 -1 2
2 1 2
10
|
B2 –
B1
B2 –
2B1
1 1 1 6
|
0
1 -2 -4
0 -1 0
-2
|
B3 +
B2
1 1 1 6
|
0 1 -2 -4
0 0 -2
-6
|
X3 = -6/-2 = 3
X2 = 1/1 (-4 – (2)3) = 2
X1 = 1/1 (6 – 2 – 3 ) = 1
Metode Iterasi
Metode Tak Langsung terdiri dari metode
iterasi Jacobi dan metode iterasi Gauss-Seidel.
Metode Iterasi prinsip kerjanya menggunakan proses iterasi
hingga diperoleh nilai-nilai yang berubah.Metode iterasi dimulai dengan
nilai-nilai tebakan.
Contoh;
Carilah
penyelesaian persamaan di bawah ini dengn metode iterasi x=g(x).
F(x)
= sin x – 5x + 2 = 0
Penyelesaian:
Langkah
1: Mengubah bentuk f(x) menjadi x = g(x).
F(x)
= sin x – 5x + 2 = 0
5x
= sin x +2
g(x)=sin
x+2/5
Langkah
2: Mencari turunan g(x), Yaitu :
Dan
menentukan titik x1, misalnya diambil x1 = 0.5 maka di dapat nilai
g’(x)=0.17552 dan memenuhi syarat iterasi.
Langkah
3 : Melakukan Iterasi dengan persamaan
xn+1
= g(xn)
Iterasi
pertama, n = 1 didapatkan :
x2=g(x)=(sin
x1+2)/5=4.95885
Iterasi
kedua, n = 2 didapatkan :
x3=g(x)=(sin
x2+2)/5=4.95162
Proses
iterasi ini dilanjutkan terus sampai didapatkan nilai x yang tidak berubah atau
hampir tidak berubah.
Penyelesaian
diatas sampai nilai f(x) lebih kecil dari 10-7. di dapatkan x =
4.950076830E-01 dimana f(x) = 3.3287506085E-09.
Soal 3
Konvergen
adalah?
Konvergen
Definisi konvergen. Konvergen berasal dari bahasa Yunani
yaitu con yang berarti bersama dan verger yang berarti diarahkan ke. Konvergen
merupakan sifat mengumpulkan, bersifat menuju satu titik pertemuan dan
bersifat memusat. Misalnya lensa cembung dan cermin cekung bersifat konvergen,
artinya lensa atau cermin itu akan mengumpulkan berkas sinar yang mengenaiknya.
Oleh karena itu, lensa cembung disebut converging lenses. Misalnya lensa
cembung dan cermin cekung bersifat konvergen, artinya lensa atau cermin itu
akan mengumpulkan berkas sinar yang mengenaiknya. Oleh karena itu, lensa
cembung disebut converging lenses.
Berkawan dengan listrik
Aliran listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif), listrik tidak akan mengalir ke tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya memegang saluran negatif.
Dengan listrik arus bolak-balik, Listrik bisa juga mengalir ke bumi (atau lantai rumah). Hal ini disebabkan oleh sistem perlistrikan yang menggunakan bumi sebagai acuan tegangan netral (ground). Acuan ini, yang biasanya di pasang di dua tempat (satu di ground di tiang listrik dan satu lagi di ground di rumah). Karena itu jika kita memegang sumber listrik dan kaki kita menginjak bumi atau tangan kita menyentuh dinding, perbedaan tegangan antara kabel listrik di tangan dengan tegangan di kaki (ground), membuat listrik mengalir dari tangan ke kaki sehingga kita akan mengalami kejutan listrik ("terkena strum").
Daya listrik dapat disimpan, misalnya pada sebuah aki atau batere. Listrik yang kecil, misalnya yang tersimpan dalam batere, tidak akan memberi efek setrum pada tubuh. Pada aki mobil yang besar, biasanya ada sedikit efek setrum, meskipun tidak terlalu besar dan berbahaya. Listrik mengalir dari kutub positif batere/aki ke kutub negatif.
Sistem listrik yang masuk ke rumah kita, jika menggunakan sistem listrik 1 fase, biasanya terdiri atas 3 kabel:
Pertama adalah kabel fase (berwarna merah) yang merupakan sumber listrik bolak-balik (fase positif dan fase negatif berbolak-balik terus menerus). Kabel ini adalah kabel yang membawa tegangan dari pembangkit tenaga listrik (PLN misalnya); kabel ini biasanya dinamakan kabel panas (hot), dapat dibandingkan seperti kutub positif pada sistem listrik arus searah (walaupun secara fisika adalah tidak tepat).
Kedua adalah (berwarna hitam) kabel netral. Kabel ini pada dasarnya adalah kabel acuan tegangan nol, yang disambungkan ke tanah di pembangkit tenaga listrik, pada titik-titik tertentu (pada tiang listrik) jaringan listrik dipasang kabel netral ini untuk disambungkan ke ground terutama pada trafo penurun tegangan dari saluran tegangan tinggi tiga jalur menjadi tiga jalur fase ditambah jalur ground (empat jalur) yang akan disalurkan kerumah-rumah atau kelainnya.
Untuk mengatasi kebocoran arus listrik dari peralatan tiap rumah dipasang kabel grund (berwarna hitam) dihubungkan dengan logam yang ditancapkan ditanah untuk disatukan dengan saluran kabel netral dari jala listrik dipasang pada jarak terdekat dengan alat meteran listrik atau dekat dengan sikring.
Dalam kejadian-kejadian badai listrik luar angkasa (space electrical storm) yang besar, ada kemungkinan arus akan mengalir dari acuan tanah yang satu ke acuan tanah lain yang jauh letaknya. Fenomena alami ini bisa memicu kejadian mati lampu berskala besar.
Ketiga adalah kabel tanah atau Ground (berwarna biru, hijau selain warna hitam dan merah). Kabel ini adalah acuan nol di lokasi pemakai, yang disambungkan ke tanah (ground) di rumah pemakai, kabel ini benar-benar berasal dari logam yang ditanam di tanah di rumah kita, kabel ini merupakan kabel pengamanan yang disambungkan ke badan (chassis) alat2 listrik di rumah untuk memastikan bahwa pemakai alat tersebut tidak akan mengalami kejutan listrik.
Kabel ketiga ini jarang dipasang dirumah-rumah penduduk, pastikan teknisi (instalatir) listrik anda memasang kabel tanah (ground) pada sistem listrik di rumah. Pemasang ini penting, karena merupakan syarat mutlak bagi keselamatan anda dari bahaya kejutan listrik yang bisa berakibat fatal dan juga beberapa alat-alat listrik yang sensitif tidak akan bekerja dengan baik jika ada induksi listrik yang muncul di chassisnya (misalnya karena efek arus Eddy).
[sunting]Unit-unit listrik SI
editUnit-unit elektromagnetisme SI | ||||
---|---|---|---|---|
Simbol | Nama kuantitas | Unit turunan | Unit dasar | |
I | Arus | ampere | A | A |
Q | Muatan listrik, Jumlah listrik | coulomb | C | A·s |
V | Perbedaan potensial | volt | V | J/C = kg·m2·s−3·A−1 |
R, Z | Tahanan, Impedansi, Reaktansi | ohm | Ω | V/A = kg·m2·s−3·A−2 |
ρ | Ketahanan | ohm meter | Ω·m | kg·m3·s−3·A−2 |
P | Daya, Listrik | watt | W | V·A = kg·m2·s−3 |
C | Kapasitansi | farad | F | C/V = kg−1·m−2·A2·s4 |
Elastisitas | reciprocal farad | F−1 | V/C = kg·m2·A−2·s−4 | |
ε | Permitivitas | farad per meter | F/m | kg−1·m−3·A2·s4 |
χe | Susceptibilitas listrik | (dimensionless) | - | - |
Konduktansi, Admitansi, Susceptansi | siemens | S | Ω−1 = kg−1·m−2·s3·A2 | |
σ | Konduktivitas | siemens per meter | S/m | kg−1·m−3·s3·A2 |
H | Medan magnet, Kekuatan medan magnet | ampere per meter | A/m | A·m−1 |
Φm | Flux magnet | weber | Wb | V·s = kg·m2·s−2·A−1 |
B | Kepadatan medan magnet, Induksi magnet, Kekuatan medan magnet | tesla | T | Wb/m2 = kg·s−2·A−1 |
Reluktansi | ampere-turns perweber | A/Wb | kg−1·m−2·s2·A2 | |
L | Induktansi | henry | H | Wb/A = V·s/A = kg·m2·s−2·A−2 |
μ | Permeabilitas | henry per meter | H/m | kg·m·s−2·A−2 |
χm | Susceptibilitas magnet | (dimensionless) | - | - |
Langganan:
Postingan (Atom)